Blogroll

Rangkuman Ekonomi MIkro " PASAR OLIOGOPOLI "


1.      Ciri-ciri pasar Oligopoli
Pada umunnya pasar oligopoli memeliki ciri-ciri sebagai sebagai berikut :
a.       Menghasilkan barang standar atau berbeda corak.
Barang standar biasanya dihasilkan oleh perusahaan yang memproduksi bahan mentah,
Barang berbeda corak pada umumnya merupakan barang jadi
b.      Kekuasaan menentukan harga bisa kuat bisa juga lemah.
Kesepakatan mementukan harga sangat penting bagi oligopoli. Karena bila tidak adanya kesepakatan harga, maka kekuasaan menentukan harga bagi suatu perusahaan yang ada dalam industri menjadi sangat lemah karena aksi suatu perusahaan akan sangat berreaksi dengan perusahaan lain. Berbeda jika mereka telah sepakat tentang harga yang harus ditetapkan maka kekuasaan menjadi kuat.
c.       Perusahaan oligopoli  harus melakukan promosi secara iklan.
Iklan sangat dibutuhkan dalam rangka mempertahankan pangsa pasar yang telah dikuasainya dan merebut pangsa pasar baru.
2.      Bentuk OLIGOPOLI
Pada umumnya terdapat empat jenis pasar oligopoli, yaitu doupoli, kinked demand curve, kartel, dan kepemimpinan harga.
dari kartel dan penentuan harga berdasarkan perusahaan kuat atau perusahaan yang memimpin harga.
A.    MODEL DOUPOLI
Dalam teori ini dimisalkan dalam suatu industri hanya terdapat dua perusahaan dan diasumsikan bahwa barang yang diproduksi homogen. Ada tiga penyelesaian yang membahas ini yaitu, Cournot, Edgewood, dan Chamberlin.
·         Cournot
Cournot menganggap bahwa terdapat dua perusahaan dalam suatu industri yang menghasilkan output yang sama dengan nol. Perusahaan tersebut akan bertindak seakan-akan output perusahaan tetap. Perusahan tersebut akan berusaha untuk memaksimalkan keuntungannya pada sisa pasar.
 

P
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
200
400
600
800
1000
1200
Q

Gambar 1. Penyelesaian model Cournut
Pada gambar diatas kurva D adalah kurva permintaan pasar. Jika perusahaan A merupakaan satu-satunya penjual dipasar, maka permintaan pasar merupakam permintaan yan g dihadapi oleh perusahaan A (D=d^), maka perusahaan A akan memaksimalkan profitnya pada titik A, yaitu pada MR (setengah dari D) sama dengan MC, ia menjual 600 unit dengan harga Rp 6. Harga keseimbangan ini merupakan cara penyelesaian monopoli. Berikutnya apabila, perusahaan B memasuki pasar, dan berasumsi bahwa perusahaan A akan menjual 600 unit maka kurva permintaan perusahaan B ditunjukan oleh kurva permintaan total pasar D dikurangi 600 unit dan ditunjukan dengan dB . perusahaan B memaksimalkan profitnya totalnya di titik B (pada dB), yaitu MCB ,sama dengan MRB, ia menjual 300 unit dengan harga Rp 3. Kemudian, perusahaan A bereaksi dan berasumsi bahwa perusahaan B akan terus menjual 300 unit, maka kurva permintaannya yang baru adalah dA yaitu D dikurangi 300 unit. Perusahaan A sekarang memaksimalkan keuntungan  totalnya pada titik A’ pada Da’. Perusahaan B sekarng bereaksi lagi menjual di titik B’ dalam kurva permintaan yang baru di dB’.
Kegiatan aksi bereaksi ini akan terus berlangsung sampai mencapai titik E. Akhirnya, baik perusahaan A maupun perusahaan B akan berhadapan dengan kurva permintaan dB. Perusahaan A akan memaksimalkan profit totalnya dengan menjual 400 unit pada harga Rp4 (titik E). Perusahaan lain kemudian juga akan menghadapi dB sebagai kurva permintaannya, (diperoleh dari kurva permintaan sebesar D dikurangi 400 unit ) dan juga akan berada pada titik E. Dengan demikian, setiap perusahaan akan terus menjual 400 unit pada harga Rp4 dan memperoleh keuntungan total sebesar Rp 1600,-. Output 400 unit dari setiap perusahaan merupakan sepertiga (1/3) dari output pasar persaingan sempurna sebesar 1200 unit. Untuk dua perusahaan menjadi 2/3 dari persaingan sempurna (titik C)
·         Edgeworth
Edgeworth lebih menggambarkan adannya persaingan harga dari dua perusahaan, namun karena adanya keterbatasan kapasitas maka menaikkan harga merupakan pilihan berikutnya, sehingga harga menjadi fluktuatif sedemikian rupa dari harga keseimbangan monopoli dan harga pada output maksimun dari setiap perusahaan.
Model Edgeworth ini berdasarkan pada asumsi bahwa perusahaan mengahadapi kurva permintaan garis lurus sama, dan perusahaan menganggap harga perusahaan saingnya tetap, serta masing-masing perusahaan menghadapi keterbatasan kapasitas untuk memenuhi permintaan pasar.
·         Chamberlin
Chamberlin disebut juga model realistis, karena memasukan asumsi  bahwa terdapat ketergantungan antar perusahaan sehingga mereka akan mencari solusi yang terbaik agar tidak dirugikan satu sama lain.
 

P
A
P1
C
B
P2
P2
 P1
Q
Gambar 3: penyeleseian model chamberlin
Model chamberlin pada prinsipnya sama dengan model cournot, kecali menebahkan adanya ketergantungan antar perusahaan. Misalkan 2 perusahaan berbeda dalam satu industri. Perushaan A merupakan perusahaan pertama yang ada dalam industri menghadapi permintaan D. Perusahaan akan menentukan harga pada P1 dengan output sejumlah Q1 atau pada titik A. Apabila terdapat perusahaan B memasuki pasar, maka permintaan yang dihadapi oleh perusahaan B adalah dB, perusahaan akan menjual outputnya sebesar Q2 seharga P2 yaitu pada titik B. Sampai pada proses ini sama dengan model cournot.
B.     Model Kinked Demand
Pertama kali model ini di kembangkan oleh P.M Sweezy untuk menjelaskan mengapa harga di pasar yang hanya terdiri atas sedikit perusahaan cendrung tidak fleksibel. Model ini juga menegaskan  bahwa perusahaan pada biaya jarangg sekali di imbangi denga perubahaan pada harga pasar, dan bila perusahaa pada harga pasarbenar-benar terjadi di pasar oligopoly cendrung terjadi dalam skala yang cukup besar.
Model ini di susun berdasarkan asumsi bahwa aksi menurunka harga oleh suatu perusahaan akan diikuti oleh perusahaan lainnya, tetapi aksi menaikkan  harga cendrung tidak diikuti oleh perusahaan lainnya. Akibatnya suatu perusahaan menghadapi kurva permintaan yang patah, yaitu kurva permintaan untuk mengantisipasi kenaikan harga dan kurva permintaan untuk mengantisipasi penurunan harga.
C.     Model Kartel
Model ini menguraikan tentang penetapan harga oligopoly dengan tujuan agar para peserta oligopoly dalam suatu industry tetap memperoleh keuntungan monopolis. Artinya, dalam suatu oligopoly seolah-olah terdapat satu perusahaan monopoli yang mempunyai banyak pabrik dan para peserta kartel tersebut menegkoordinasai keputusan mereka.
Tidak semua industry dapat membentuk semua kartel. Pada umumnya kartel dibentuk apabila ditemui cirri-ciri sebagai berikut:
1)      Produk yang dihasilkan adalah homogeny.
2)      Dalam industry terdapat sedikit perusahaan.
3)      Terdapat hambatan masuk (barrier to entry).
4)      Permintaan terhadap produk yang dihasilkan inelastic.
5)      Keuntungan masing-masing perusahaan kecil dan di mungkinkan untuk di tingkatkan.
6)      Konsentrasi permintaan secara geografisdapat dilakukan, dan
7)      Tidak ada larangan masuk.
Walaupun secara rasional menguntungkan, tidak sedikit kartel yang menghadapi masalah. Pada umumnya terdapat tiga masalah utama, antara lain:
1)      Pembentukan kartel mungkin illegal, karena hal itu telah di atur dalam Undang-Undang anti monopoli.
2)      Adanya tuntunan bahwa para direktur kartel menguasai banyak informasi,
3)      Penyelesaian kartel secara fundamental mungkin tidak stabil,
 Sebenarnya terdapat dua model kartel yang mempunyai spesifikasi masing-masing.  Model yang pertama adalah model kartel yang di pusatkan (centralized cartel). Model ini merupakan model yang ekstrim, karena kartel yang menentukan semua keputusan untuk semua perusahaan anggota.
Model kartel yang lainnya adalah bentuk kartel yang lebih longgar dari tipe yang pertama di atas, yaitu kartel berbagi pasar (market-sharing cartel). Dalam hal ini, kartel membagi-bagi pasar kepada semua anggotanya.
D.    MODEL KEPEMIMPINAN HARGA
Merupakan suatu model dimana satu perusaahaan yang dominan mempertimbangkan reaksi perusahaan yang lain dalam pengambilan keputusan mengenai keluaran dan harganya. Model kepemimpinan harga ini cendrung cocok dengan banyak observasi di dunia nyata.
Perusahaan yang dominan menetapkan harga dengan asumsi perusahaan menguasai hampir semua penjualan sebuah industri. Sisa penjualan didistribusikan kepada kelompok perusahaan yang kecil.
Model ini menunjukan bagaimana elemen-elemen dari teori penentuan harga di pasar persaingan sempurna dan monopoli dapat dipadukan bersama untuk menghasilkan sebuah model penetapan harga di pasar persaingan sempurna. Model ini juga dapat dijelaskan perilaku industri dalam beberapa situasi penting tertentu. Model formula prilaku kepemimpinan harga ditunjukan pada gambar berikut :
Rp/unit
S
D
D
P*
C
C
d D
S dominan
kecil
0
Q*
Q
MR
Q/t
            Gambar : kepemimpinan harga
Keterangan gambar :
Kurva DD menunjukan kurva permintaan yang dihadapi pemimpin harga diturunkan dan mengurangi keluaran para pesaing pinggiran (SC) dari permintaan pasar (DD). Berdasarkan DD, tingkat keluaran yang memaksimalkan laba bagi perusahaan adalah Q’ dan harga yang berlaku adalah P’.
3.       MASUKNYA PERUSAHAAN BARU
Kemungkinan masuknya perusahaan-perusahaan baru kedalam industri memainkan peran penting dalam pengembangan teori penentu harga di pasar oligopoli. Kemungkinan ini memastiikan bahwa laba jangka panjang akan terhapus oleh masuknya pendatang baru dan bahwa perusahaan akan berproduksi pada titik bawah dan kurva rata-rata jangka panjang meraka,
A.    Equilibirium Laba-Nol
Jika perusahaan merupakan pengikut harga, analis untuk kasus persaingan sempurna dapat diterapkan langsung. Karena F = MR –MC untuk maksimasi laba dan karena P = AC jika masuknya pendatang baru menghasilkan laba Nol, produksi berlangsung pada titik MC = AC (pada biaya rata-rata umum). Jika perusahaan mendapatkan kendala atas harga yang dinikmatinya (karena masing-masing berbeda produksi), perusahaan akan menghadapi kurva permintaan yang berkemiringan menurun dan anlisis pasar persaingan sempurna mungkin tidak berlaku.
Perusahaan baru akan tertarik pada laba ini dan masuknya merekan dalam industri akan mengeser kearah dalam (karena ada sejumlah share perusahaan yang saling bersaing dalam suatu kurva pasar tertentu). Perusahaan baru dapat menurunkan laba sampai nol dengan mengeser kurva permintaan k d’. Tingkat keluaran yang memaksimalkann laba dengan kurva permintaan ini, q’, tidaklah sama dengan tingkat keluaraan biaya rata-rata minimum, qm. Perusahaan akan memproduksi keluaran yang lebih rendah dari pada tingkat keluraan “efisien” dan menampakan “kelebihan kapasitas”, yang dinyatakan dengan qm – q.
B.     Pasar Konstestabel (constentable market) dan Equilibrium pasar
pengertian yang lebih luas oleh masuknya pendatang baru diawali dengan mendefinisikan pasar konstestable (constentable market) sebagai suatu pasar yang tidak ada pesaing potensial tidak dapat masuk untuk menekan harga dan tetap memperoleh laba. Pasar konstabel sempurna mengunakan asumsi persaingan sempurna tentang prilaku pengikut harga tetapi sedikit memperluas konsep keluluasan masuk (free entry) dengan memungkinkan para pendatang baru beroprasi secara tabrak lari (hit and run), mencuri peluang laba. Masuknya pendatang baru mengurangi kemampuan memperoleh laba dalam oligopoli
Pada mulanya kurva permintaan yang dihadapi perusahaan adalah d. Pendapatan marginal dinyatakan dengan nr, dan q’ adalah tingkat keluaran yang memaksimalkan laba. Jika masuknya pendapat baru tidak membutuhkan biaya, perusahaan baru yang menggeser kurva permintaan perusahaan ke arah dalam d’, di masa laba adalah nol. Pada tingkat keluaran q’, biaya rata-rata adalah minimum, dan perusahaan menampakan kelebihan kapasitas yang dinyatakan dengan qm – q’.
C.     Penentuan  Struktur Industri
Analisis ini dapat dilakuan selangkah lebih jauh dengan  menunjukkan bagaimana struktur industri ditentukan. Jika menetepatkaan q’ sebagai tingkat keluaran di mana biaya rata-rata menjadi minimum dan q’ menggambarkan pasar total untuk komoditas ini bila harga sama dengan biaya marginal, maka jumlah perusahaan dalam industri, n adalah:N =        Q’
                                    Q’
D.    Hambatan Masuk Pasar Oligopoli
Beragam hambatan yang mengahalangi fleksibilitas, hasil analisis harus dimodifikasi. Hambatan-hambatan ini juga mencakup hal-hal yang muncul sebagai akibat karakteristik  dari pasar persaingan tak-sampurna. Diferensiasi produk, misalnya dapat menjadi hambatan masuk melalui penciptaan kesetiaan yang kuat pada merek. Atau produsen dapat mengembangbiakkan merek mereka sehingga tidak ada lagi tempat yang tersisa bagi calon pendatang baru untuk menciptakan sesuatu yang berbeda.
Akhirnya, tipe perilaku “tabrak-lari” yang benar-benar fleksibel dalam teori pasar konstentable di pasar sesungguhnya tunduk pada dua macam hambatan yang lain. Pertama, beberapa investasi modal yang dilakukan perusahaan mengkin tidak reversible. Kedua, model pasar konstenstable mensyaratkan kuantitas permintaan bereaksi cepat terhadap perbedaan harga.
4.       OLIGOPOLI dan KESEJAHTRAAN MASYARAKAT
Efek kesejahtraan dari bentuk pasar oligopoli dapat menimbulkan efek negatif dan efek positif.
Efek negatif dalam bentuk:
·         Kemungkinan adanya untung lebih besar yang dinikmati oleh produsen oligopoli dalam jangka panjang
·         Kemungkinan adanya ketidak efesiensian kerena setiap produsen tidak berproduksi pada AC minimum.
·         Kemungkinan adanya eksploitas terhadap konsumen maupun buruh, karena P > AC.
·         Ketegaran harga sering dikatakan sebagai adanya inflasi yang kronis, dan ini merugikan masyrakat secara makro.
Sedangkan efek positif antara lain :
·         Adanya perolehan keuntungan yang besar,
·         Perusahaan mampu untuk mengadakan penelitian dan pengembangan penemuan proses produksi baru.
·         Produk baru dan penurunan ongkos produksi
Terdapat beberapa kebijakan yang dapat diambil untuk mengurangi efek-efek negative oligopoli :
·         Pemerintah harus menjaga agar hambatan-hamabatan bagi perusahaan baru untuk masuk kedalam pasar industri tersebut ditekan sampai sekecil-kecilnya.
·         Diadakan undang-undang anti monopoli yang melarang adanya kerja sama diantara para pengusaha monopoli (baik secara diam-diam atau terbuka).
·         Kemungkinan kebijaksanaan yang lebih drastis adalah merombak struktu pasar oligopolis tersebut anatara lain dengan menentukan batas maksimum dari ukaran suatu badan usaha dan melarang diadakannya penggabungan (merger) antara perusahaan-perusahaan yang telah ada. Merger menurut Prof. Gorge Stigler, perusahaan-perusahaan dengan tujuan untuk menguasai pasar bukan meningkatkan efesiensi pruduksi.

Comments

Post a Comment

Popular Posts

Total Pageviews