Blogroll

contoh artikel ekonomi koperasi

ARTIKEL
Strategi Mingkatkan Partisipasi Anggota Koperasi
Artikel ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Koperasi
Dosen Pengampu : Jhon Kenedy M. pd 
UNSA.jpg

Oleh:
HARY KURNIAWAN
NIM 11.01.02. 1860

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS SAMAWA
SUMBAWA BESAR
2012/2013

ABSTRAK
Seekor lebah terbang kesana kemari mancari sedikit madu untuk dibawa ke saranganya. Meskipun madu yang dibawanya tidak hanya untuk dirinya sendiri melainkan untuk kelangsungan hidup koloninya, namum ia bekerja dengan semangat dan sukarela walaupun kadang tak dapat kembali dengan selamat. Ntah bagaimana cara sang  ratu lebah untuk mengatur dan memotivasi para rakyatnya untuk bisa berkerja dengan penuh semangat, tanggung jawab, dan yang pasti sukarela
Kata kunci : semangat, sukarela, memotivasi dan tanggung jawab
A.     Pendahuluaan
Dalam dunia perkoperasian kita mengetahui bahwa anggota merupakan suatu hal terpenting dalam perkembangan suaatu koperasi, dimana dalam hal ini anggota diharapkan dapat berpartisipasi secara optimal, dibutuhkan strategi yang jitu jika seorang pemimpin koperasi ingin memajukan koperasinya. Perencanaan strategi jitu ini sanggat penting, bagaimana tidak, jika seorang pemimpin  salah mengatur strategi bukannya keuntungan yang diraih tetapi malah sebaiknya.
Anggota koperasi pada dasarnyaa juga adalah pemilik dari koperasi tersebut , oleh karena itu anggota diwajibkan untuk memajukan dan mengembangkan organisasinya. Oleh karena ituu anggota koperasi dituntut berperan aktif dalam berpartisipasi dalam mengembangkan dan memajukan koperasinya baik secara langsung ataupun tidak. Dan merupakan tugas dari pemimpin koperasi untuk mengatur strategi yang tepat untuk mewujudkan partisipasi dalam anggotanya, pada dasarnya partisipasi anggota koperasi menyangkut tiga aspek, .[1]  yaitu: (1) Partisipasi anggota dalam manajemen organisasi, seperti penetapan tujuan, pengambilan keputusan dan kebijakan, serta pengawasan/pengendalian; (2) Partisipasi anggota dalam pemupukan modal, seperti penyertaan modal, pembentukan cadangan modal, dan simpanan-simpanan; (3) Partisipasi dalam pemanfaatan layanan usaha koperasi. Karena itu pemimpin diharapkan mampu menyusun strategi yang tepat untuk para anggotanya
Dalam hal strategi yang dibutuhkan adalah perencanaan tujuan strategi dan cara menerapkannya
Mengapa ? karena perencanaan tujuan strategi disini ialah tujuan pemimpin dalam mengembangkaan koperasinya, jika sebuah perencanaan tanpa adanya tujuan maka akan membuat para anggota koperasi bertanya-tanya untuk apakah mereka harus berpartisipasi, jika para anggota telah mengetahui tujuan dan arah dari partisipasi tersebut maka para anggota dapat lebih bersemangat dalam berpasrtisipasi.
Namun dalam partisipasi yang sangat dibutuhkan adalah sukarela anggota koperasi dalam melalakukan partisipai,karena dengan adanya sukarela ini maka keberhasilan koperasi sangatlah tinggi. Namun untuk menimbulkan rasa suka rela ini sangatlah sukar, kerena pada zaman sekarang kebanyakan para anggota hanya berpartisipasi hanya jika adanya timbal balik yang berupa materi atau uang, untuk itu pemimpin haruslah bisa lebih ekstra untuk mensosialisikan bahwa partisipasi dalam koperasi sangatlah dibutuhkan demi kebaikan bersama para anggotanya.
Selain itu bentuk partisipasi ialah tidak hanya dalam mengembangkan usahanya, tetapi juga dalam segala seperti partisipasi dalam pengambilan keputusan dan menyumbangkan pemikirannya sebagia salah satu pemilik dari koperasi. Karena jika para anggota koperasi diperkenankan untuk melakukan hal itu maka mereka akan merasa bahwa mereka tidak hanya dihanya dituntut mengembangkan koperasi dalam segi ekonomi, tetapi juga dalam organisasi dan merupakan bentuk dasar dari asas kekeluargaan yang menjadi patokan dalam organisasi koperasi. Namun dalam partisipasi dalam hal pengambilan keputusan ini para pemimpin harus mendengarkan dan mempertimbangkan ide atau saran dari para anggota tidak hanya mendengarkan atau di anggap angin lalu, akan membuat para anggota koperasi menjadi merasa tidak perlukan dan hanya dijadikan sebagai budak dari koperasi itu.
1.      Hal-hal yang berpengaruh dalam partisipasi anggota koperasi
[2] Menurut Ropke (1997) mutu partisipasi anggota tergantung dari tiga variabel, yaitu: (1) manfaat yang diterima anggota dari koperasi; (2) manajemen organisasi berkaitan dengan pemahaman anggota tentang koperasi; dan (3) program yang dilakukan koperasi berkaitan dengan layanan usaha koperasi. Pemimpin koperasi haruslah dapat memahami mutu dari anggota koperasi dan koperasi yang di kelola itu sendiri, karena faktor-faktor tersebut sangatlah berpengaruh dalam perkembangan koperasi dan juga partisipasi koperasi itu sendiri.
Pemimpin atau pengelola koperasi juga harus dapat mengatasi beberapa faktor yang mempengaruhi anggota koperasi seperi :
a.        Pemahaman anggota tentang perkoperasian pada umumnya sangat rendah, sehingga dimungkinkan mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk koperasi mereka.
b.       Mutu layanan manajemen dan usaha koperasi pada umumnya masih memprihatinkan, layanan usaha yang tidak/kurang prestisious (tempat usaha kurang memadai, kurang nyaman, serta komoditas yang kurang lengkap, dan bahkan harganya pun cenderung lebih mahal dari umum).
c.        Manfaat koperasi yang diterima anggota, baik manfaat secara ekonomi maupun non-ekonomi masih sangat rendah.
Jika pemimpin dapat mengatasi faktor-faktor tersebut maka koperasi yang dikelolanya akan dapat dengan mudah untuk berkembang. Sedangkan untuk mengatasi faktor-faktor tersebut maka pemimpin atau pengelola koperasi harus lebih bersosialisi dengan para anggotanya tentang pemahaman dari koperasi itu sendiri, guna meningkatkan mutu pelayan koperasi dan juga meningkatkan manfaat dari koperasi itu sendiri bagi para anggotanya.

2.      Jenis-jenis Partisipasi Anggota
[3] Hanel (1989) membedakan demensi partisipasi anggota koperasi dengan prinsip identitas anggota.
1.      Dalam kedudukannya sebagai pemilik, partisipasi para anggota adalah:
a.       memberikan kontribusi terhadap pembentukan modal koperasi (penyertaan modal, pembentukan cadangan, simpanan);
b.      mengambil bagian dalam menetapkan tujuan, pembuatan/pengambilan keputusan dan kebijakan, serta pengawasan.
2.      Dalam kedudukannya sebagai pengguna/pelanggan, partisipasi anggota adalah :
c.       memanfaatkan berbagai potensi dan layanan koperasi dalam menunjang kepentingan/kebutuhannya.
Sementara itu [4] Ropke (1995) membedakan demensi partisipasi anggota menjadi tiga, yaitu: (1) partisipasi anggota dalam mengkontribusikan atau menggerakkan sumber daya; (2) partisipasi anggota dalam mendapatkan manfaat layanan; dan (3) partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan. Selanjutnya Ropke (1997) menjelaskan bahwa partisipasi anggota merupakan hasil interaksi dari tiga variabel utama, yaitu : the members of beneficiaries, the management of organization, and the program.
Dari berbagai pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa esensi partisipasi anggota koperasi menyangkut tiga aspek, yaitu: (1) Partisipasi anggota dalam manajemen organisasi, seperti penetapan tujuan, pengambilan keputusan dan kebijakan, serta pengawasan/pengendalian; (2) Partisipasi anggota dalam pemupukan modal, seperti penyertaan modal, pembentukan cadangan modal, dan simpanan-simpanan; (3) Partisipasi dalam pemanfaatan layanan usaha koperasi. Oleh karena itu tingkat partisipasi anggota dalam kegiatan koperasi ini dapat dilihat melalui ketiga indikator tersebut.
B.     Strategi partispasi anggota koperasi
Untuk menciptakan strategi guna meningkatkan partisipasi anggota koperasi, pengelola atau pemimpin koperasi haruslah dapat memotivasi para anggota dengan cara mengikut sertakan para semua komponen di koperasi dalam pembuatan rencana dan pengambilan keputusan. Selain itu pemimpin atau pengelola koperasi dapat merasang anggota koperasi untuk lebih berpartisipasi dalam koperasi dengan cara sosialisasi tentang pengertian dan tujuan dari koperasi itu sendiri, juga rangsangan secara materi dengan pemberian bonus berupa uang jika koperasi memiliki keuntungan yang melebihi target koperasi.
berikut cara-cara meningkatkan partisipasi:
1.      Menyediakan barang-barang atau jasa yang dibutuhkan oleh anggota yang relatif lebih dari para pesaingnya di pasar.
2.      Meningkatkan pelayanan kepada anggota.
3.      Menyediakan barang- barang yang tidak tersedia di pasar bebas
wilayah kepada koperasi atau tidak disediakan oleh pemerintah.
4.      Berusaha memberikan dividen per anggota (SHU) yang meningkatkan dari waktu ke waktu.
5.      Memperbesar alokasi dana dari aktivitas bisnis koperasi dengan non anggota melalui pemberian kredit dengan bunga yang rendah.
6.      Menyediakan berbagai tunjangan (bila mampu) bagi keanggotaan, misalnya tunjangan hari raya, tunjangan kesehatan, dan lain-lain.
Jika pengelola atau pemimpin koperasi telah melakukan strategi tersebut maka para anggota dapat berpartisipasi secara optimal  dan juga menguntungkan koperasi itu sendiri. [5] Hanel dalam Hendar dan Kusnadi (1999), dengan teorinya “Tri-angel Identity of Cooperative”  menjelaskan bahwa dalam koperasi, kedudukan anggota adalah sebagai pemilik, sekaligus pelanggan (anggota = pemilik = pelanggan). Selanjutnya dikatakan: sukses-tidaknya, berkembang-tidaknya, bermanfaat-tidaknya, dan maju-mundurnya suatu koperasi akan sangat tergantung pada partisipasi aktif dari para anggotanya. Tanpa partisipasi aktif dari anggotanya, koperasi tidak akan dapat bekerja secara efisien dan efektif. [6] Hal ini sesuai dengan pendapat Ropke (1997) yang menyatakan bahwa tanpa partisipasi anggota, kemungkinan atas rendahnya/menurunnya efisiensi dan efektivitas anggota dalam rangka mencapai kinerja koperasi akan lebih besar. Pendapat lain yang senada juga dikemukakan oleh [7]Amin Azis (1985), bahwa partisipasi anggota dalam kehidupan koperasi sangatlah penting untuk memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan koperasi (keberhasilan koperasi).
Berdasarkan berbagai pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa pada dasarnya keberhasilan usaha suatu organisasi termasuk koperasi sangat ditentukan oleh partisipasi seluruh komponen yang ada, termasuk anggota koperasi tersebut. Kesimpulan ini kiranya cukup rasional, karena sebagai lembaga swadaya, penyelenggaraan layanan usaha koperasi lebih banyak didukung oleh anggota dan diarahkan/ditujukan kepada anggota. (Ingat bahwa anggota merupakan pemilik sekaligus sebagai pelanggan utama koperasi). Melihat kedudukan anggota yang sangat strategis dalam manajemen organisasi, permodalan dan keuangan koperasi, serta usaha koperasi, maka sangatlah logis apabila dikatakan bahwa keberhasilan koperasi sangat ditentukan oleh partisipasi anggotanya. Dengan kata lain, partisipasi anggota dalam kegiatan koperasi akan nenentukan keberhasilan usaha koperasi tersebut.
C.     Kesimpulan
Sesuai dengan pernyataan diatas mengenai strategi untuk meningkatkan partisipasi koperasi dapat  ditarik sebuah kesimpulan yaitu :
1.      Partisipasi dalam anggota koperasi haruslah dikembangkan karena berpengaruh pada perkembangan dan kesuksesan dari organisasi koperasi itu sendiri
2.      Pemimpin atau pengelola koperasi haruslah dapat merangsang semangat para anggotanya dengan secara materi yaitu dengan pemberian kompensasi atau bonus pada para anggota saat koperasi telah melampui target keuntungan koperasi, sedangkan secara non materi yaitu dengan cara pemberian motivasi dan sosialisasi pada para anggotanya tentang pentingnya berpartisipasi dalam koperasi.
3.      Pemimpin atau pengelola koperasi juga harus bisa dan mau menerima masukan kritik atau saran dari para anggotanya, demi meningkatkan semangat para anggota dalam meningkatkan partisipasinya.
4.      Partisipasi adalah tanggung jawab seluruh komponen yang ada didalam koperasi itu sendiri baik, pemimpin atau pengelola, para anggota, karyawan, bahkan investor yang menanamkan modalnya pada koperasi tersebut.
Dengan adanya kesimpulan tersebut maka tidak diragukan lagi bahwa koperasi tersebut akan dapat berkembang dan baik dari segi permodalan juga dari segi manajemennya. Yang merupakan harapan dari semua anggota koperasi


Daftar pustaka
Amin Azis M., 1985, Partisipasi Anggota dalam Pengembangan Koperasi, dalam Sri Edi Swasono, ”Koperasi di Dalam Orde Ekonomi Indonesia, Jakarta UI Press.
Hendar dan Kusnadi, 1999, Ekonomi Koperasi (Untuk Perguruan Tinggi), Jakarta, Fakultas Ekonomi UI.
Ropke, 1997, Ekonomi Koperasi (Teori dan Manajemen), Terjemahan Sri Djatnika S. Arifin, Jakarta, Salemba Empat.
Sugiharsono, Pentingnya Partisipasi Anggota Dalam Mendukung Keberhasilan Usaha Koperasi




[1] Sugiharsono, pentingnya partisipasi anggota dalam mendukung keberhasilan usaha koperasi

[2]  Ropke, 1997, Ekonomi Koperasi (Teori dan Manajemen), Terjemahan Sri Djatnika S. Arifin, Jakarta, Salemba Empat.


[3] Hanel, 1989, Pokok-pokok Pikiran Mengenai Organisasi Koperasi dan Kebijak-sanaan Pembangunan di Negara Berkembang, UNPAD, Bandung.
[4]  Ropke, 1997, Ekonomi Koperasi (Teori dan Manajemen), Terjemahan Sri Djatnika S. Arifin, Jakarta, Salemba Empat
[5] Hendar dan Kusnadi, 1999, Ekonomi Koperasi (Untuk Perguruan Tinggi), Jakarta, Fakultas Ekonomi UI.

[6] Ropke, 1997, Ekonomi Koperasi (Teori dan Manajemen), Terjemahan Sri Djatnika S. Arifin, Jakarta, Salemba Empat.

[7]Amin Azis M., 1985, Partisipasi Anggota dalam Pengembangan Koperasi, dalam Sri Edi Swasono, ”Koperasi di Dalam Orde Ekonomi Indonesia, Jakarta UI Press.

Comments

Popular Posts

Total Pageviews